wajah pucat tak menampakkan seri
dalam redup pandang aku gelisah
menyelak mimpi
antara harapan permata dan tangisan hati
bilakah akan sinar
akan menampakkan diri
lemah berdiri
menongkah badai tanpa henti
dinding tabah ku terkoyak jua
ku tampal kanvas luka
tanpa janji sembuhnya
mampukah bertahan
benteng teguhku
selama mayaku ada
nurani tetap bernyawa
meniup membara
Tiada ulasan:
Catat Ulasan