dan bila bahang mentari kian reda
rekah bumi kelihatan
jelas gersang
kekeringan dan kehausan
titis dari mendungnya awan
di balik tenda biru
ku intai harapan terpendam
di kaki bumi mendongak ke langit
berlantaikan rindu dan resah
kiraan detik ku mungkin salah
jejari masa mungkin patah berganti
namun waktu yang bergulir itu
tak pernah mudah mematahkan
apa lagi memudarkan
sekuntum senyum yang menawan
menghilang dalam kabus masa
biar terpisah ruang waktu
tetap bersatu dalam mindaku
ku ukir awan larat di kaki kejora
menanti sang suria esok hari
membawa khabar si camar yang hilang
Tiada ulasan:
Catat Ulasan