tunas yg hampir mati itu
di simbah percikan embun
seketika dingin menyapa
ranting usang hampir rapuh
berdecik bunyi mematah
harapan hampir punah
kala semusim itu berlalu
mawar desa hilang dari kamusku
kini seri mawar itu kembali
menyeri taman hati
tapi durinya tak mampu ku elak
menikam dan berdarah
wajah tenang itu tu tatap dalam diam
wajah yang dulu melintas di mata
mulus senyum ku curi pandang
ku simpul mati di hati kecil
ku rantai tanpa kunci
aku, dia dan lagu
selamanya bersatu
dalam kenangan ku...
Tiada ulasan:
Catat Ulasan