Rabu, 2 September 2015

PERMATA

Permataku  ..

Kiranya tiada lagi
ungkapan bisa ku tuturkan
bukan bererti kasihku hilang.
Andainya tawa itu tak lagi kelihatan, bukan bermakna senyum ku jua pudar.

Tapi....sekiranya airmata itu
Tak mampu mengalir lagi
Fahami lah tentang nya
Renungilah mata nya
Masih ada kah sinar itu
Masih ada kah sisa tawa berbaki

Cungkil lah
Rahsia hati lara nya
Berabad memendam duka sendiri
Berabad menangis di bahu aendiri

Tapi
Jika waktu itu tak akan pernah tiba
Jangan sekali sesalan berbunga
Tak tertuai janji ku jua

Kini kata tak mampu lagi
Bersusun menjadi puitis
Tiada lagi gurisan kasih
Terlakar di wajah kasih

Permata....
Saat ini kata akhir bermukim
Saat ini kolam hati berkambus lagi
Saat ini aku permisi
Tanpa peaan lagi

Selasa, 1 September 2015

sementara masih ada

Yang terindah bukan ucapan
Dalam doa titipan rasa
Biar nadi getarannya sama
Biar luka tak nampak di nyata
Biar penantian tiada nokhtahnya

Mungkin tak bererti
selamanya
Mengikhlaskan diri
Mencuba memahami
Biar di buang jauh
Tiada benci bertakhta

Andai tiada bebayang lagi
Hati kian memahami

Isnin, 31 Ogos 2015

Di sebalik tirai senyuman

Tertawan
Sepasang mata terpaku
Seraut wajah
Mampir bertamu
Ria ....lincah.....sederhana
Petah ungkapan bicara
Tangkas mengalih
Tiap satu curian memandang

Lebur
Ego tak bertahan
Sinis tertawa ditewaskan
Bukan dipaksa
Intaian rasa
Mengait hati waja

Indahnya terpalit
Sejujur bicara
Biar wajah tak semegah pemuja
Biar hati berbicara
Tak bisa selindung nyata
Lerai di kaki pujangga

Mengertikah sang pendusta
Bila mencarik janji
Di kaki pelangi jelita
Melutut hiba di ranjang sepi
Seolah tak bernisan pusara hati

Manisnya diracik tuba
Kemilau terlindung mentari
Kusam
Pudar
Sepi

Kerikil itu menambak
Membentengi
Limpah ruah lonjakan berapi
Dalam kemudi resah
Sauh rasa berombak ganas
Merah menyala membakar segala rasa

Tapi
Pelangi tetap hadir
Walaupun sesudah gerimis

Ahad, 30 Ogos 2015

Erti bersendiri

Mengertikah kita apa sebenarnya erti bersendirian? Tanpa teman tanpa keluarga tanpa saudara tanpa pendamping......

Pengertiannya tetap sama sendiri menyusuri perjalanan hidup. Bagi sesetengah orang ia bukanlah asing tanpa teman. Mungkin bagi sang anak mungkin ramai yang bertuah miliki ayah ibu dan keluarga.  Tapi ada juga telah merasai kehilangan salah satu darinya. Sejauh mana kita kuat mengharungi erti kehilangan itu bergantung pada diri kita sekuat mana kita membentengi rasa keterasingan itu sendiri.

Seorang anak yang membesar tanpa ibu ayahnya di sisi mungkin kehilangan rasa belaiannya. Tapi kenapa semua itu terjadi mungkin permulaannya dipersoalkan. Tapi....bila iman dan ilmu yang dibekalkan cukup mematangkan, segalanya akan berlalu dengan penerimaan yang redho.

Aku melihat sendiri kekuatan seorang anak menerima takdirnya......kala pemergian papanya dia hanya menangis sekali sahaja.  Dia sumber kekuatan bagiku.

Sejauh ini perjalanan hidupku.....hakikatnya aku masih sendiri. Berjuang dan berkorban. Membenteng tangis dan lelah.  Tak terlihat gundah dan esak. Sendiri itu ada kalanya teramat pedih untuk diungkapkan. Kadang waktunya ia juga memberi ketenangan.

Biar buruk tatapan mata. Naluri hati telus merasa. Kekuatan hati melalui..segala dugaan yang mendatangi.

Aku pasrah dalam sendu berirama
Aku tadahi renyai yang mencurah
Aku kaitkan simpulan hati
Biar utuh membaluti
Serpihan luka yang ditusuki

Sabtu, 29 Ogos 2015

Doa yang tak pernah putus

Hidup ini adalah satu perjalanan menuju ke satu destinasi yang sama. Tapi ramai yang kecundang mencari arah.

Doa orang yang terainaya in shaa Allah termakbul.  Hari ini aku melihat begitu banyak tipu helah manusia dalam mengejar kesenangan.

Begitu banyak hati yang disakiti kerna sikap manusia.  Tapi tiada satu berpaling untuk kemaafan dan keinsafan.

Tiada kesempatan mengubat luka di perjalanan. Mudahnya terhilang amarah dendam. Tapi terpalit resah bergelumang.

Kata hati tak pernah mencemuh diri.  Biar tersimpan di benak hati.  Camar itu terus terbang mencari.

Dalam doa ku...bahagiakanlah hati mereka yang menyakiti. 

Jumaat, 2 Januari 2015

bicara permata

ketika seorang ibu berbohong
hatinya berkata ....
maafkan ibu permata
andai tak bisa
berlaku sejujurnya
antara hiba dan sayu
ketika tiada siapa
mengesat titis airmatanya
hanya menunduk di sejadahnya
melepas rasa hiba
rasa terluka
mengucap syukur
memohon rahmatNya

hidup baginya
umpama badai yang tak bertepi
resah di hatinya
bagai gerimis nurani
sayup pandangan terlontar
di wajah  rindu tak terungkap
di sebalik senyum
luka dan darah
tak terlihat di mata

resah itu indah baginya
selagi kasih tiada penamatnya...
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...