dalam tawa seloka gurauan
tak pernah menyangka
satu rasa akan hadir
tatkala salam bersambut
walau cuma kalam menari
mata itu cuma lukisan gambaran
yang ditatap di jendela muka buku
wajah kaku seraut tenang menyapa dalam diam
mencuri pandang dalam kerlingan
rakus menagih rindu
pada kalam pencinta
tanpa sedar hanya bait-bait bahasa
yang tertawan dek rasa
hati itu serik berkata
kenapa matanya tak terjangkau pandangan
sedang di hati ada lukisannnya
Tiada ulasan:
Catat Ulasan