cuma ada seraut wajah
bercerita tentang resah
terdampar di muara
jauh dari hiruk pikuk
hilai tawa mengilai
yang ditiup hembusan bayu
sekadar keringat terpercik
berbutir di dahi
mengelap ejekan nurani
tangis sang puteri
camar yang hilang tak kelihatan lagi
di langit terang si suluh mentari
sang kejora menanti
menyorong diri
namun si camar pergi
kekek ketawa terhenti
kala langit memberi isyaratnya
camar hilang dalam kelam awan
Tiada ulasan:
Catat Ulasan